Bruummm.......pada siang itu tepatnya jam dua siang kukendarai sepeda motor honda supra 125 berboncengan dengan teman KKNku, dimana pada saat itu matahari sedang menunjukkan betapa sangat garangnya dia sehingga jaket hitam KKN yang ku kenakan tak sanggup untuk menahan gempuran radiasinya sehingga menusuk sampai ke kulitku, Ini mengingatkan masa kecilku ketika berangkat ke madrasah diniyah dulu tetapi terdapat perbedaan medan perjalanan yang naik turun bagaikan ombak dan terkadang jalan berlubang yang memaksa shokbreaker bekerja lebih keras.
Sesampainya di tempat tujuan yaitu madrasah taufiqurrahman didusun talentean, sekali lagi aku teringat kembali kemasa kecilku karena bentuk bangunan madrasah yang mirip dengan madrasah diniyahku dulu tetapi bangunannya agak tak terawat terlihat cat ditembok yang telah terkelupas dan kelihatan agak kusam dan debu berserakan dilantai mungkin karena halaman sekolahnya berpasir dan disana nampak beberapa perempuan paruhbaya dan bapak kadus yang mengarahkan pandanganya ke arah kita berdua layaknya para turis eropa yang melihat munculnya sunrise di pantai bintaro gak tau kapan hal itu akan terjadi, ku berharap beberapa tahun kedepan hal itu akan terjadi amin........, kita berduapun menghampiri mereka, kemudian temanku yang merupakan putra daerah didesa longos yang kita tempati untuk KKN melemparkan beberapa kata kata bahasa madura yang pada intinya dia meminta maaf telah membuat mereka menunggu, sesegera pak kadus mengarahkan kami menuju kelas yang digunakan untuk kegiatan PBA (pengurangan penyandang buta aksara) dan mempercayakan kegiatan PBA ini pada kita berdua.
Setelah beberapa menit pak kadus meningggalkan kelas, temanku pun membuka dengan mengucapkan salam demi kelancaran kegiatan kemudian dia melemparkan kata kata madura yang walaupun aku sudah mendiami pulau madura tepatnya di kabupaten bangkalan selama kurang lebih tiga tahun tapi aku gak tau apa yang dibicarakannya mungkin karena bahasa disini lebih halus daripada dibangkalan atau cara jawanya disini kebanyakan masyarakatnya menggunakan bahasa kromo inggil, makanya anak anak sumenep dikampus dengan bangganya mengklaim sumenep merupakan solonya madura.
Sesegera mungkin kegiatan belajar pun dimulai aku pun mengeluarkan isi dalam perut tasku yang berisi pensil,kertas folio,stip dan gak lupa slapper merupakan kosa kata baru yang kudapat hari ini di desa longos adalah sebutan masyarakat madura untuk alat unik dengan berbagai bentuk yang biasanya digunakan anak TK yang berguna sebagai penajam pensil, gak tau kata itu diadopsi dari bahasa apa atau mungkin diambil dari sebuah merk alat raut pertama yang menjelajahi pulau madura seperti halnya odol untuk sebutan pasta gigi kebanyakan orang di desaku, alat alat itu kemudian dibagikan ke peserta PBA kemudian kuamati wajah mereka satu persatu tampak sumringah kayak bocah yang dikasih permen.
Tak lama kemudian temanku menggoreskan kapur untuk menulis beberapa huruf alfabet putih dipapan tulis yang warnanya mulai memutih mungkin karena sudah terlalu banyak goresan yang diarahkan kepadanya, dan meminta para peserta untuk menulisnya dikertas mereka masing masing, kuarahkan lagi pandanganku pada mereka ada hal unik yang terjadi mereka gak tau cara memegang pensil yang benar kebanyakan dari mereka menggenggam pensil seperti menggenggam sebuah pisau walaupun cara menggenggam pensil mereka salah tetapi kebanyakan dari mereka sudah bisa meniru beberapa huruf yang ada dipapan.
Jarum pada jam yang tertempel ditembok kelas yang agak kusam sudah menunjukkan pukul setengah empat seolah olah dia mengatakan bahwa hari sudah sore temanku pun menutup kegiatan dengan meminta maaf kalau ada salah kata kemudian dilontarkan ucapan salam yang menandakan kegiatan sudah berakhir,kita pun keluar satu persatu dari mulut pintu kelas. Kunaiki lagi motor supra 125 berboncengan dengan temanku untuk bergegas pulang walaupun rasa capek mulai menghinggapi ditambah rasa dahaga yang terus menggoda tenggorokanku karena mulai dari tadi pagi belum masuk setetes air ke mulutku karena hari ini aku puasa ramadhan tapi semua itu telah terbayarkan karena aku sudah menyampaikan ilmu yang kumiliki walau hanya beberapa huruf saja pada bulan yang dikatakan penuh berkah ini.
Sesampainya di tempat tujuan yaitu madrasah taufiqurrahman didusun talentean, sekali lagi aku teringat kembali kemasa kecilku karena bentuk bangunan madrasah yang mirip dengan madrasah diniyahku dulu tetapi bangunannya agak tak terawat terlihat cat ditembok yang telah terkelupas dan kelihatan agak kusam dan debu berserakan dilantai mungkin karena halaman sekolahnya berpasir dan disana nampak beberapa perempuan paruhbaya dan bapak kadus yang mengarahkan pandanganya ke arah kita berdua layaknya para turis eropa yang melihat munculnya sunrise di pantai bintaro gak tau kapan hal itu akan terjadi, ku berharap beberapa tahun kedepan hal itu akan terjadi amin........, kita berduapun menghampiri mereka, kemudian temanku yang merupakan putra daerah didesa longos yang kita tempati untuk KKN melemparkan beberapa kata kata bahasa madura yang pada intinya dia meminta maaf telah membuat mereka menunggu, sesegera pak kadus mengarahkan kami menuju kelas yang digunakan untuk kegiatan PBA (pengurangan penyandang buta aksara) dan mempercayakan kegiatan PBA ini pada kita berdua.
Setelah beberapa menit pak kadus meningggalkan kelas, temanku pun membuka dengan mengucapkan salam demi kelancaran kegiatan kemudian dia melemparkan kata kata madura yang walaupun aku sudah mendiami pulau madura tepatnya di kabupaten bangkalan selama kurang lebih tiga tahun tapi aku gak tau apa yang dibicarakannya mungkin karena bahasa disini lebih halus daripada dibangkalan atau cara jawanya disini kebanyakan masyarakatnya menggunakan bahasa kromo inggil, makanya anak anak sumenep dikampus dengan bangganya mengklaim sumenep merupakan solonya madura.
Sesegera mungkin kegiatan belajar pun dimulai aku pun mengeluarkan isi dalam perut tasku yang berisi pensil,kertas folio,stip dan gak lupa slapper merupakan kosa kata baru yang kudapat hari ini di desa longos adalah sebutan masyarakat madura untuk alat unik dengan berbagai bentuk yang biasanya digunakan anak TK yang berguna sebagai penajam pensil, gak tau kata itu diadopsi dari bahasa apa atau mungkin diambil dari sebuah merk alat raut pertama yang menjelajahi pulau madura seperti halnya odol untuk sebutan pasta gigi kebanyakan orang di desaku, alat alat itu kemudian dibagikan ke peserta PBA kemudian kuamati wajah mereka satu persatu tampak sumringah kayak bocah yang dikasih permen.
Tak lama kemudian temanku menggoreskan kapur untuk menulis beberapa huruf alfabet putih dipapan tulis yang warnanya mulai memutih mungkin karena sudah terlalu banyak goresan yang diarahkan kepadanya, dan meminta para peserta untuk menulisnya dikertas mereka masing masing, kuarahkan lagi pandanganku pada mereka ada hal unik yang terjadi mereka gak tau cara memegang pensil yang benar kebanyakan dari mereka menggenggam pensil seperti menggenggam sebuah pisau walaupun cara menggenggam pensil mereka salah tetapi kebanyakan dari mereka sudah bisa meniru beberapa huruf yang ada dipapan.
Jarum pada jam yang tertempel ditembok kelas yang agak kusam sudah menunjukkan pukul setengah empat seolah olah dia mengatakan bahwa hari sudah sore temanku pun menutup kegiatan dengan meminta maaf kalau ada salah kata kemudian dilontarkan ucapan salam yang menandakan kegiatan sudah berakhir,kita pun keluar satu persatu dari mulut pintu kelas. Kunaiki lagi motor supra 125 berboncengan dengan temanku untuk bergegas pulang walaupun rasa capek mulai menghinggapi ditambah rasa dahaga yang terus menggoda tenggorokanku karena mulai dari tadi pagi belum masuk setetes air ke mulutku karena hari ini aku puasa ramadhan tapi semua itu telah terbayarkan karena aku sudah menyampaikan ilmu yang kumiliki walau hanya beberapa huruf saja pada bulan yang dikatakan penuh berkah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar