Kamis, 16 Agustus 2012

Tantangan dari Pak Kalebun

Suasana pagi yang biasanya sepi saat ini telah ramai oleh antrian mandi para pejuang karena hari ini adalah hari di mana akan ditentukan apa saja yang akan dilaksanakan dalam 24 hari di Longos. FGD (Focus Grup Discussion) atau lebih jelasnya rapat program kerja. Dihadiri oleh seluruh aparat desa Longos juga dihadiri oleh pak Edy. Hari pertama kunjungan DPL ini merupakan hari di mana sebuah program kerja selama 24 hari akan ditetapkan. Rencana awal pejuang 33 adalah ingin membuat desa Longos ini lebih berkompetensi dari sebelumnya dengan mengadakan serangkaian acara seperti pemberantasan buta aksara, pelatihan IT, lomba tilawah dan pelatihan kepemimpinan.

Mentari dengan garang menunjukkan sinarnya, hari semakin siang. DPL masih dalam perjalanan menuju ke desa Longos. Aparat desa telah berkumpul di ruangan mereka dan berbincang dengan bahasa khas Sumenep sambil menunggu datangnya pak Edy. Sekitar pukul 10.00 tibalah pak Edy dengan penampilan khas beliau bersama tas besarnya. Kharisma beliau sebagai dosen terpancar dari cara berpakaian beliau yang rapi tanpa sedikit pun kekurangan.
Dengan keahlian mengolah dan merangkai kata-kata sehingga dapat melontarkan kalimat-kalimat penuh kearifan, bapak Edy membuka pembicaraan. Beliau mengucapkan terimakasih kepada seluruh aparat yang telah hadir atas penerimaan desa Longos ini kepada kedatangan para pejuang dan bersedia menampung selama 24 hari. Dengan segenap kerendahan hati bapak Edy memasrahkan pejuang 33 untuk dididik oleh desa Longos dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Bapak Kalebun dengan senyum khasnya menerima dengan senang hati.

Forum Group Discussion (FGD)

Pembicaraan dilanjutkan membahas tentang program kerja yang telah direncanakan oleh pejuang 33. Dari seluruh program kerja, bapak Amir Mas’udi dan segenap aparat desa menyetujuinya dan bersedia bekerja sama dalam pelaksanaannya. Ada sedikit saran dari bapak Kalebun, beliau menyarankan agar para pejuang mengadakan lomba tong-tong.
Dengan pertimbangan dari berbagai hal, pejuang 33 menyanggupi saran bapak kades. Tidak tanggung-tanggung bapak Kalebun menginginkan lomba ini setingkat kabupaten. Ini merupakan tantangan terbesar yang diperoleh pejuang 33 dari bapak Kalebun.
Rapat yang diadakan sehari sebelum Romadlon ini berjalan dengan lancar dan manghasilkan sebuah program kerja yang berbobot. Siang yang panas dengan diiringi angin pantai yang kencang, nyior-nyior melambai bagai penari yang lembut melentikkan tangannya dalam sebuah tarian penuh makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar