Kamis, 16 Agustus 2012

Perjuangan Para Pejuang

Angin kencang menemani mentari pagi yang bersinar. Terlihat duduk seorang Jasuli di teras Balai Desa, entah apa yang difikirkannya. Dalam sepinya pagi akibat semalaman seluruh pejuang rapat sampai pukul 23.00 Jasuli termenung sendiri. Dia merenung dan berfikir apa yang harus dilakukannya untuk menuntaskan seluruh program kerja yang telah ditetapkan saat FGD kemarin. Kesendiriannya menggugah fikirannya untuk berfikir dengan lebih dalam strategi apa yang akan dia lakukan.

    Satu persatu pejuang keluar dari mimpi indahnya, aktifitas seperti hari-hari sebelumnya mereka lakukan. Tantangan dari pak Kalebun bukan merupakan sebuah beban berat bagi mereka. Karena mereka yakin dengan kemampuan mereka yang berbagai macam bidang dapat digabungkan dalam sebuah kekuatan besar.
    Perjuangan dimulai dengan penyebaran informasi tentang festival musik Tong-tong ini. Perjuangan tanpa henti dilakukan seluruh pejuang demi suksesnya tantangan ini. Setiap pejuang memiliki tugas masing-masing untuk segera diselesaikan. Tanpa kenal lelah dan malu seluruh pejuang digerakkan untuk menyebar undangan, pamflet, brosur dan proposal tentunya. Di setiap dusun di desa Longos dsebar undangan dan pamflet besar untuk menarik peserta festival musik ini.
 Pemasangan Banner di Pusat Kota Sumenep
    Hari pertama puasa bukan halangan bagi para pejuang untuk tetap beraktifitas dengan semangat seperti biasanya. Ketika Alfian dan Ana menyebarkan undangan ke sebagian desa di Kecamatan Gapura, mereka mendapatkan pengalaman berharga. Mereka bagaikan raja ketika bertamu ke salah satu desa yaitu Banjar Timur. Kebetulan saat itu adalah waktunya berbuka puasa, mereka disuguhi berbagai macam makanan yang ada oleh kepala desa. Kebaikan kepala desa dan sang istri tidak cukup sampai di situ, mereka juga memberikan sumbangan untuk lancarnya festival musik Tong-tong ini. Walau tidak seberapa namun hal tersebut adalah sebuah penghargaan kepada pejuang 33, bahwa mereka yakin pejuang 33 mampu membawakan acara tersebut dengan lancar.
    Saat Rusydi dan Maftuuh menyebarkan brosur pengumuman ke kota, tak sedikit orang yang tertarik dengan festival musik ini. Bahkan ada yang berasal dari luar Sumenep ingin mengikuti acara ini. Seluruh brosur ludes oleh pengunjung Taman Bunga yang dikenal dengan keramaiannya. Taman Bunga adalah taman yang berada di pusat kota. Taman Bunga atau biasa disebut TB oleh para pemuda Sumenep digunakan sebagai tempat berkumpul dengan teman-teman mereka berbagi cerita. Ada banyak hiburan di TB yang dapat dinikmati sepanjang hari. Saat paling ramai adalah malam minggu. Keramaian semakin meriah dengan hiasan lampu-lampu pada mobil-mobilan berbagai macam bentuk.
    Banyak sponsor yang mendukung festival musik Tong-tong ini. Selain itu pemerintahan desa Longos juga sangat antusias dalam mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dari acara ini. Mulai dari persiapan panggung, konsumsi, sound system hingga MC nya pun telah mereka persiapkan. Pak Kalebun juga tak kalah seriusnya, festival musik Tong-tong ini tidak tanggung-tanggung dalam pemberian hadiah. Pak Kalebun sendiri yang menyatakan bahwa hadiah pertama adalah mendapatkan sebuah sepda motor. Para pejuang berdecak kagum terhadap pak Kalebun yang melakukan segala cara hanya untuk kegembiraan warganya. Festival musik yang akan diadakan selama lebih dari 10 hari ini merupakan hiburan bagi warga Longos juga sekitar Longos. Tak heran jika pak Kalebun bertahan selama dua periode dalam kepemimpinannya.
    Di tengah-tengah persiapan itu datanglah rombongan LPPM disertai dengan bapak Agung. Beliau sengaja datang untuk menjadi pemateri dalam Seminar Pendidikan bagi guru-guru di desa Longos. Saat seminar, banyak diskusi menarik antara bapak Agung dengan guru-guru di desa Longos. Guru-guru ternyata tidak kalah kritisnya dengan para mahasiswa. Bahkan judul atau tema dari Seminar pejuang 33 ini juga mendapatkan kritikan yang benar-benar membangun pola pikir pejuang 33 untuk memperbaiki kata-kata yang tertancap dalam tema Seminar kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar