Kamis, 16 Agustus 2012

Jadi PGSD…….!!!

Hari senin tanggal 16 Juli 2012 merupakan hari pelepasan dan pemberangkatan semua peserta KKN Semester genap tahun 2012 oleh LPPM Universitas Trunojoyo Madura. Acara pelepasan ini dikemas seperti upacara kemerdekaan, semua peserta wajib mengikuti dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh panitia KKN. Upacara pelepasan ini tidak cukup lama, akan tetapi cukup mengeluarkan keringat dan sendi-sendi kaki butuh diregangnkan kembali untuk berjalan. Detak jantung sudah terasa lega setelah semuanya selesai dan kembali ke base camp kita. Semua perlengkapan yang dibawa sudah disiapkan semenjak tadi malam. Kita hanya menunggu kereta pengangkut untuk sampai di desa tercinta tempat KKN. Sebelumnya kita memastikan program kerja apa yang layak dan pantas untuk dilaksanakan. Sesuai musyawarah yang dilaksanakan kita terdapat beberapa program yang salah satunya adalah pemberantasan buta aksara.

Pemberantasan buta aksara merupakan program wajib yang pasti dilakukan oleh peserta KKN. Kewajiban ini sangat dirasakan ketika melaksanakannya. Hal ini karena masyarakat Madura lebih banyak yang tidak mengenal aksara dibandingkan yang mengenal aksara dan dapat baca tulis. Dasar itulah yang menjadikan kita bergebu-gebu untuk melaksanakan pemberatasan buta aksara ini. Meskipun pengelaman seperti ini belum pernah dilakukan. Semangat dan tekad ini akan diuji setelah tiba di lokasi KKN.
Jam analog handphoneku menunjukkan pukul 20.00 wib, kita dan kereta pengangkut sudah tiba di lokasi KKN. Balai sederhana dengn suasana gelap membuat penyambutan kita terasa lebih cepat bergulir waktu yang dimiliki untuk ke alam mimpi. Pagi hari mentari menyapa dengan senyum untuk melanjutkan aktifitas pertama kita. Meskipun lelah masih menerpa kita berusaha melaksanakan kegiatan pertama untuk membersihkan ruang untuk tidur selama 24 hari.
Setelah mentari pagi berubah terik memaksa kita untuk membicarakan program yang akan dilaksanakan. Pemberantasan buta aksara menjadi pokok pembahasan kita. Hari pertama kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh canda dan tawa. Untuk hari kedua kita mulai melakukan penjeljahan untuk mengenal masing-masing kepala dusun dan meminta data serta mengundang masyarakat untuk mengikuti pelatihan dan pemberantasan buta aksara.
Pelaksanaan FGD (Forum Group Discussion) telah dilakukan dan menyetaujui beberapa program yang dilaksanakan. Salah satu program yang dilaksanakan pertama adalah pemberantasan buta aksara. Kepastian tersebut disambut dengan antusias dan langsung mempersiapkan untuk menyebarkan informasi terhadap semua kepala dusun untuk mengundang masyarakatnya dalam kegiatan buta aksara tersebut.  Semua kepala dusun sangat antusias sehingga memberikan tempat pelaksanaan yang nyaman untuk kegiatan tersebut.
Hari senin pukul 14.50 pada tanggal 23 Juli 2012 kita bersiap untuk menuju masing-masing dusun. Setiap dusun terdiri dari dua guru. Desa Longos mempunyai 6 dusun dan membutuhkan 12 guru. Saya kebagian di dusun Telenteyan dengan partner guru yaitu Muh. Maftuuth. Seorang guru yang berasal dari Surabaya ini menjadi partner sejati dan selalu membantu dalam hal apapun. Perasaan sudah bercampur aduk tidak karuan, serasa akan ujian kripsi saja.
Pertemuan pertama ini kita isi dengan perkenalan. Perkenalan ini kami di hadiri oleh 4 orang siswa. Perkenalan singkat sudah disampaikan dan terasa sudah saling kenal. Para siswa meminta maaf karena hanya berempat yang hadir, dikarenakan kepala dusun baru saja memberitahu. “ A, B, C, D, E….” yang terlontar pertama kali. Dengan perasaan heran mereka ternyata sudah ada yang mengenal abjad-abjad tersebut. Kita lanjutkan menulis abjad tersebut ternyata mereka dapat menirukan setiap huruf yang kita tulis. Kita berikan semua abjad yang ada untuk ditulis dan dibaca bersama. Singkatnya waktu memberikan kebersamaan ini harus diakhiri. Sebelum meninggalkan mereka meminta kita untuk lebih siang. Mereka sangat menikmati dan akan mengundang lebih banyak orang untuk pertemuan selanjutnya.
Pertemuan kedua tidak seperti yang kita bayangkan ternyata mencapai 12 orang. Kita merasa kesulitan bagaimana cara menyampaikannya karena masih terdapat yang belum sama sekali mengena huruf dan menulis. Pensil bergetar dan goresan yang tidak jelas menunjukkan bahwa masih ada yang belum mengenalnya. Pelajaran yang disampaikan masih saja seperti kemarin akan tetapi ditingkatkan dengan pengenalan “ CA..c a ca….” terang ku. Mereka mengikuti dengan seksama dan melanjutkan semua dengan baik.  Pertemuan ini diakhiri dengan permintaan pemberantasan buta aksara selama satu tahun. Mereka menginkan seperti Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sederajat. Mereka menginkan ada haflatul imtihan dan mendapatkan report seperti cucu-cucu mereka.
Pertemuan ketiga tidak berbeda jauh dengan pertemuan sebelumnya, hanya saja menambah 3 orang peserta menjadi 15 orang. Decak kagum terlintas dibenak kami, salah satu peserta buta aksara membawa handphone dan diletakkan di depan tempat duduk di atas meja tulis mereka. Setelah kita beri tugas menulis semua abjad, ternyata dia dengan lancer dan cepat menyelesaikannya. Saya coba untuk menanyakan setiap huruf yang ditulisnya, akan tetapi di lembar tulis terdapat tulisan tegak bersambung yang bertuliskan “Sininanti….”. Tulisan tersebut adalah nama ibu tersebut. Kaget bukan ke palang. Ternyata ibu ini sudah lancer menulis nama sendiri meskipun untuk huruf masih terdapat kesalahan mengucapkannya. Keheranan tersebut saya tanggapi dengan positif “ Mungkin saja ibu ini ingin memperdalam…” gerutuku.
Pertemuan keempat menjadi lebih bersemnagat karena pelajaran yang disampaikan sudah lebih meningkata. Kita mengenalakan cara mengeja dua huruf “ Ca…c.a.ca, Ce…c.e.ce, Co…c..o.co..dst” ujarku. Setelah beberapa pengulangan mengeja huruf-huruf tersebut. Dering ponsel berbunyi. Saya memalingkan muka menuju arah sumber bunyi tersebut. Ternyata handphone ibu yang kemarin yang berbunyi. Dengan senyum kecil kutatap ibu tersebut. Sambil tertawa sedikit ibu tersebut mematikan dering handphonenya. Teman sebangkunya hanya bisa menyuruh untuk meperthtikan. Dengan rasa heran saya melanjutkan kegiatan tersebut.
Pertemuan keempat merupakan pertemuan dengan rasa sedih karena waktunya kita berpisah dengan para ibu-ibu yang dengan ikhlas menerima sedikit ilmu yang telah kita berikan selama 4 pertemuan. Dengan rasa berat kita ucapkan terima kasih sudah antusias untuk belajar dengan kita. Ucapan maaf tidak lupa sering kita ucapkan setiap kali berkata dan syukur bahwa sudah mengenal beberapa huruf yang telah kita berikan. Mereka sangat berterima kasih banyak dan selalu ingin memberikan ucapan terima kasih telah memberikan ilmu. Pukul 16.00 sudah menunjukkan waktu kita memberikan ilmu layaknya guru SD dengan materi pengenalan abjad sudah berakhir. Ucapan terima kasih dan salam bergantian meninglakan ruang belajar kita. Hanya tersisa kita berdua di dalam. Kita bergegas meninggalkan tempat dan tancap gas menuju posko KKN kita. Di posko inilah kita mencurahkan apa yang dialami selama memberikan ilmu pengetahuan ini meskipun singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar